Interaksi Sosial (6abcdef)

A. Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.

Pada hakikatnya, sosiologi mempelajari tentang interaksi sosial. Bagaimana hubungan antara individu dengan individu lain, dengan masyarakat, serta bagaimana hubungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Hubungan-hubungan inilah yang akan ditelaah secara ilmiah tanpa menggunakan pandangan-pandangan subjektif.
Dalam interaksi sosial, akan cendrung terjadi konflik. Oleh sebab itu, untuk mendalami interaksi sosial, konflik dalam interaksi tersebut tidak dapat diabaikan. Bahkan, sosiologi akan menjadi tidak lengkap jika mengabaikan perwujudan ketidakteraturan dalam kehidupan sosial. Sosiologi itu sendiri harus mencakup studi terhadap tata maupun ketidakteraturan, juga terhadap perubahan yang tertatur dan tidak teratur.

B. Interaksionisme Simbolik

Dalam melakukan berbagai interaksi, seringkali dalam pertukaran informasi ataupun prilaku individu itu sendiri menggunakan simbol-simbol. Symbol yang dimaksud disini adalah makna dari prilaku individu dalam interaksi, verbal maupun non-verbal. Goffman, dalam analisisnya menekankan bahwa perilaku manusia bukan semata-mata perwujudan kepribadian atau perwujudan ciri batin, melainkan suatu pertukaran symbol-simbol serta makna-makna yang berbelit-belit.

Pada dasarnya manusia dalam perilakunya sehari-hari penuh dengan symbol-simbol yang memaknai perilakunya tersebut. Dengan demikian, dalam konteks interaksionisme simbolik, kita harus mengupas apa yang sebenarnya terkandung dalam ‘adegan-adegan’ manusia untuk menemukan realitasnya.

C. Definisi Situasi

Definisi situasi merupakan tafsiran seseorang terhadap sesuatu sebelum memberikan reaksi. Meskipun tiap-tiap individu memiliki perbedaan dalam penafsiran, namun bisa jadi individu melakukan reaksi yang sama dalam keadaan berbeda, atau memberikan reaksi yang berbeda dalam keadaan yang sama. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

Sebagai contoh, anak HI ‘09 mengadakan berbuka bersama pada tahun ini. Pada acara tahun sebelumnya, semua anak HI ’09 diwajibkan menggunakan jaket almamater Unand, namun pada tahun sekarag tidak. Kemudian, anggaplah saya, dating dengan jaket almamater karena saya tidak tahu. Sesampai disana, saya merasa canggung memakai jaket tersebut karena tidak satupun yang memakai jaket almamater itu juga. Namun pada dasarnya tidak ada salahnya bukan, kalau saya mengenakan jaket almamater? Tetapi saya tetap merasa canggung karena saya mendefinisikan situasi/keadaan ini tidak cocok dengan setelan saya.

D. Aturan yang Mengatur Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

E. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Dalam komunikasi non-verbal, interaksi terjadi melalui penggunaan isyarat, seperti raut muka dan pandangan. Sebagai contoh, anda mempunyai seorang kekasih. Wajah kekasih anda pun cukup menarik. Pada suatu hari anda berjalan-jalan ditaman dengan kekasih anda, kemudian ada pria yang cukup tampan memandang kekasih anda. Kekasih anda pun melihatnya dengan sedikit senyum, dan dibalas pula oleh pria itu dengan senyum yang lebih manis, seketika anda pasti akan memandang pria itu dengan sentiment.

Dari ilustrasi diatas, dapat kita lihat tidak terjadi percakapan, namun sebenarnya telah terjadi tukar menukar pesan yang kurang lebih seperti ini: “Hay”-“hay juga…”-“Jangan ganggu dia, dia milikku!”. Ini semua berarti telah terjadi suatu komunikasi non-verbal.

F. Interaksi dan Informasi

Jelas, interaksi dan informasi sangat berkaitan satu sama lain. Logikanya, interaksi adalah jalan untuk bertukar informasi, baik satu arah maupun dua arah. Satu arah maksudnya informasi hanya bersifat ‘diterima’ oleh penerima informasi, sedangkan dua arah, satu sama lain dapat bertukar informasi.

Sebagai contoh keterkaitan antara interaksi dan informasi adalah polisi harus memberi tahu masyarakat tentang peraturan baru (misal: menggunakan helm standar) sebelum diterapkannya peraturan tersebut. Dalam hal ini polisi akan berinteraksi dengan masyarakat untuk memberitahukan sebuah informasi.

Comments

Popular posts from this blog

International Regime “Suatu Pengantar”

Perspektif Behaviourism dalam Memahami Perubahan Paradigma Politik Nuklir Iran pada Masa Pemerintahan Hassan Rouhani

Catatan Kuliah: Critical Theories